KH Nasaruddin Umar: Selesaikan Persoalan Rumah Tangga Dengan Mendekat Kepada Allah SWT
"Jangan selesaikan sendiri masalahnya, terlaru berat bagi kita, terkadang kita tidak sanggup. Serahkanlah kepada Allah SWT, Allah yang maha penolong dan kuat, bismillahi tawakaltu Alallahu, laa hawla wa laa quwwata illabillah,"
Jakarta, www.istiqlal.or.id - Menteri Agama Republik Indonesia yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar, menanamkan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah sebagai tempat mengadukan segala persoalan kehidupan rumah tangga agar tercipta pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Pesan ini disampaikan dalam nasihat pernikahan yang disampaikannya di hadapan 100 pasangan pengantin, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Dalam nasinatnya, KH Nasaruddin menyampaikan bahwasanya pernikahan merupakan perjanjian suci (Mitsaqan Ghalidzan) yang mendapat pengakuan langsung dari Allah SWT. "Manakala besok-besok terjadi perbedaan pendapat, ada masalah dalam rumah tangga maupun di tempat lain, maka jangan selesaikan masalahnya di tempat terlarang, melainkan ambillah wudhu dan selesaikan masalah di atas sajadah," ujar KH Nasaruddin Umar.
"Jangan selesaikan sendiri masalahnya, terlaru berat bagi kita, terkadang kita tidak sanggup. Serahkanlah kepada Allah SWT, Allah yang maha penolong dan kuat, bismillahi tawakaltu Alallahu, laa hawla wa laa quwwata illabillah," tambah KH Nasaruddin Umar.
KH Nasaruddin juga menyampaikan, bahwa rumah tangga dapat diibaratkan seperti karet yang dapat merenggang ketika ada perbedaan. "Tetapi harus kembali menyatu. Konflik kecil jangan dibiarkan orang lain masuk, karena justru cinta dan kasih sayang dapat kembali mempererat hubungan suami istri,” pesannya.
Menyelesaikan persoalan rumah tangga dengan mendekat kepada Allah SWT sangat penting bagi setiap pasangan pengantin agar beban dapat terasa ringan dipikul. “Jangan curhat ke tetangga, tapi curhatlah kepada Allah di atas sajadah. Jadilah persoalan menggunung di pundak, berterbangan bagaikan kapas. Dengan salat dan doa, beban yang berat akan terasa ringan,” jelas KH Nasaruddin Umar.
KH Nasaruddin juga mengingatkan agar pasangan suami istri senantiasa menghormati kedua orang tua dan mertua tanpa membeda-bedakan. “Jika ingin rumah tangga diridhai Allah, bahagiakan orang tua. Ridhallaahi fii ridhalwaalidain, Ridha Allah terletak pada ridha orang tua,” ujarnya.
Di akhir tausiyahnya, Menag berpesan agar setiap pasangan menerima kelebihan dan kekurangan pasangan hidupnya. “Tidak ada manusia yang sempurna. Keliling sampai ke ujung dunia, mencari calon pasangan yang paling sempurna tidak akan pernah ada. Terimalah pasangan sebagai anugerah Allah. Cinta artinya harus memaafkan segalanya,” pungkas Menag.
Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, menambahkan pesan kepada setiap masyarakat agar tidak ragu melangsungkan pernikahan jika sudah cukup umur dan memenuhi syarat. "Karena pernikahan membawa keberkahan. Kami yakin pernikahan adalah pintu berkah untuk membentuk keluarga yang sakinnah, mawaddah, wa rahmah, menghadirkan kehidupan berkah."
Acara yang menjadi rangkaian semarak Blissful Mawlid ini dihadiri oleh perwakilan Kementerian Sosial, BKKBN dan BAZNAS. Selain prosesi akad nikah, kegiatan ini juga diwarnai doa bersama, penyerahan akta nikah, serta pemberian bantuan modal usaha sebesar dua juta rupiah bagi para pengantin.
Kemenag memberi dukungan berupa mahar pernikahan, suvenir, modal usaha, serta fasilitas menginap di hotel bagi para pengantin. Sebelumnya, seluruh pasangan telah menjalani serangkaian proses mulai dari pemeriksaan kesehatan, bimbingan perkawinan, dan proses administrasi di KUA masing-masing.