Khutbah Jumat Istiqlal: Berbakti Kepada Orang Tua, Ajaran Keimanan dan Kunci Kesuksesan
Ridha Allah berada pada ridha kedua orang tua. Sedangkan murka-Nya berada pada murka keduanya,’” (HR At-Tirmidzi)
Oleh: Kombes Pol. (Pur) Dr. KH. Muh. Yahya Agil, MM
Dosen dan Akademis
Jakarta, www.istiqlal.or.id - Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, mengawali khutbah ini mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala. Alhamdulillah kita dapat berkumpul di Masjid Istiqlal untuk bersama-sama melaksanakan shalat jumat yang diawali dengan khutbah yang sedang berlangsung.
Shalawat seiring salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Pendobrak kebatilan dan penyelamat ummat menuju kebenaran, beserta keluarga dan para sahabat serta seluruh ummatnya sampai hari kiamat. Semoga kita mendapatkan syafa’atul ‘uzma kelak dihari kiamat, dari baginda Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Selaku khatib saya mengajak, mari kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dengan menyakini bahwa kita dari Allah dan akan kembali kepada-nya cepat atau lambat, serta dengan melakukan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan Allah.
Firman Allah dalam Qur’an Surat Ali Imran ayat 102 :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya : “wahai orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan janganlah wafat kecuali dalam keadaan muslim."
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang sejati adalah menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang istiqamah dalam ketaatan. Amin.
Sidang jumat yang dimuliakan Allah. Pada hari yang penuh berkah ini,izinkan saya untuk menyampaikan khutbah dengan judul "Berbakti Kepada Orang Tua,Ajaran Keimanan dan Kunci Kesuksesan". Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُواْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua.” (QS. Al-Isra: 23)
Ayat ini menunjukkan bahwa berbakti kepada orang tua merupakan perintah langsung dari Allah, yang bahkan disebutkan setelah kewajiban menyembah kepada Allah Swt.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ.
Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Umar ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Ridha Allah berada pada ridha kedua orang tua. Sedangkan murka-Nya berada pada murka keduanya,’” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).Ini menunjukkan bahwa keberkahan hidup, kesuksesan, dan kebahagiaan seseorang sangat bergantung pada bagaimana ia memperlakukan orang tuanya.
Sidang jumat yang dimuliakan Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mencari kesuksesan dan keberhasilan. Namun, banyak yang lupa bahwa salah satu kunci sukses terbesar adalah berbakti kepada orang tua.
Banyak kisah dalam Islam yang menunjukkan bahwa orang-orang yang berbakti kepada orang tua mendapatkan pertolongan Allah, kemudahan dalam rezeki, dan keberhasilan dalam kehidupan mereka.
Salah satu kisah yang sangat menginspirasi adalah kisah Uwais Al-Qarni. Ia adalah seorang pemuda dari Yaman yang sangat berbakti kepada ibunya. Meskipun ia sangat ingin bertemu Rasulullah ﷺ, ibunya yang sudah tua dan sakit tidak dapat ditinggalkan. Karena baktinya yang luar biasa, Rasulullah ﷺ pernah bersabda kepada para sahabatnya:
صحيح مسلم ٤٦١٢: حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ حَدَّثَنِي سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ أُسَيْرِ بْنِ جَابِرٍ أَنَّ أَهْلَ الْكُوفَةِ وَفَدُوا إِلَى عُمَرَ وَفِيهِمْ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ يَسْخَرُ بِأُوَيْسٍ فَقَالَ عُمَرُ هَلْ هَاهُنَا أَحَدٌ مِنْ الْقَرَنِيِّينَ فَجَاءَ ذَلِكَ الرَّجُلُ فَقَالَ عُمَرُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ قَالَ إِنَّ رَجُلًا يَأْتِيكُمْ مِنْ الْيَمَنِ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ لَا يَدَعُ بِالْيَمَنِ غَيْرَ أُمٍّ لَهُ قَدْ كَانَ بِهِ بَيَاضٌ فَدَعَا اللَّهَ فَأَذْهَبَهُ عَنْهُ إِلَّا مَوْضِعَ الدِّينَارِ أَوْ الدِّرْهَمِ فَمَنْ لَقِيَهُ مِنْكُمْ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَكُمْ حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ وَهُوَ ابْنُ سَلَمَةَ عَنْ سَعِيدٍ الْجُرَيْرِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ خَيْرَ التَّابِعِينَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ وَلَهُ وَالِدَةٌ وَكَانَ بِهِ بَيَاضٌ فَمُرُوهُ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَكُمْ
Artinya: “Akan datang kepada kalian Uwais bin ‘Amir bersama rombongan penduduk Yaman. Ia berasal dari Murad dan Qaran. Dahulu ia mengidap penyakit belang, lalu sembuh kecuali tersisa sebesar dinar atau dirham. Ia sangat berbakti kepada ibunya. Jika ia bersumpah atas nama Allah, pasti akan dikabulkan. Jika kalian bertemu dengannya, mintalah ia berdoa agar Allah mengampuni kalian.” (HR. Muslim)
Kisah ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan berbakti kepada orang tua. Uwais, yang tidak pernah bertemu langsung dengan Nabi, justru mendapat doa dan pengakuan dari Rasulullah ﷺ karena baktinya kepada ibunya. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa:
⦁ Mendoakan kedua orang tua kita, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Doa untuk orang tua yang masih hidup adalah agar mereka diberikan kesehatan, keselamatan, dan keberkahan dalam hidup. Sedangkan doa bagi orang tua yang telah wafat adalah agar Allah mengampuni dosa-dosa mereka, melapangkan kuburnya, dan menempatkannya di surga.
Allah berfirman: وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرٗا
(Dan katakanlah: "Wahai Tuhanku, sayangilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil." – QS. Al-Isra: 24)
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Rasulullah ﷺ bersabda: “Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
⦁ Membantu dan menghormati mereka dengan penuh kasih sayang. Kita selalu berusaha meringankan beban mereka, baik dengan tenaga, pikiran, maupun harta.
Allah SWT berfirman: وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا “Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tua.”(QS. Al-Baqarah: 83)
⦁ Menjaga ucapan dan sikap agar tidak menyakiti hati mereka. Jangan pernah berkata kasar atau meremehkan orang tua.
Allah SWT berfirman: فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا "Maka janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka, tetapi ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik." – (QS. Al-Isra: 23)
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ أَنْ يَلْعَنَ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَلْعَنُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قَالَ يَسُبُّ الرَّجُلُ أَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ أَبَاهُ وَيَسُبُّ أُمَّهُ
Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya termasuk dari dosa besar adalah seseorang melaknat kedua orang tuanya sendiri, " beliau ditanya; "Kenapa hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Seseorang mencela (melaknat) ayah orang lain, kemudian orang tersebut membalas mencela ayah dan ibu orang yang pertama." (HR. Bukhari & Muslim).
Sidang jumat yang berbahagia. Berbakti kepada orang tua adalah suatu kewajiban yang dianjurkan dalam agama Islam dan merupakan kunci penting untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Berbakti atau yang dikenal dengan “Birrul Walidain" dalam Islam mencakup berbagai tindakan seperti menghormati,menaati ( kecuali perintah yang melanggar syariat ), mendoakan dan memberikan perhatian kepada orang tua.
Hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan baik terhadap orang tua sebagai berikut :
Berbakti kepada orang tua dalam perspektif keimanan
Al Quran dan hadits memberikan perintah tegas untuk berbakti kepada orang tua,bahkan menjadikannya prioritas setelah perintah menyembah Allah . lihat quran surat al isra ayat 23:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُواْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا
Selanjutnya hadits Nabi Muhammad Saw
وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ.
Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Umar ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Ridha Allah berada pada ridha kedua orang tua. Sedangkan murka-Nya berada pada murka keduanya,’” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).
Berbakti kepada orang tua sebagai kunci kesuksesan
Berbakti kepada dapat membantu memudahkan rezeki,dipanjangkan umur dan dihindarkan daridosa dan mala petaka
⦁ Mentaati perintah orang tua ( selama tidak bertentangan dengan perintah Allah Swt.).
⦁ Tidak durhaka dan menyakiti orang tua.
⦁ Membantu meringankan pekerjaan rumah, memberikan hadiah, dan selalu menghormati orang tua.
⦁ Mendoakan orang tua agar selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan dan keberkahan.
Sebagai penutup marilah kita berusaha dengan kemampuan yang ada untuk terus melakukan kebaikan kepada orang tua, karena berbakti kepada orang tua bukan hanya sekedar kewajiban agama,tetapi juga kunci penting untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup.Dengan mengamalkan prinsip “ Birrul Walidain “,seseorang dapat meraih ridha Allah Swt., mendapatkan doa dan restu orang tua,serta memperoleh keberkahan dalam berbagai aspek kehidupan.

Indonesia
Arabic




.png)
.png)

