Hawamisy Istiqlal: Fadhilah Panggilan Azan dan Shaf Shalat yang Awal
Ketika seseorang melaksanakan salat isya dan subuh berjamaah, maka seolah-olah dia melaksanakan salat malam sepanjang malam.
Oleh : Drs. KH. A. Dzulfatah Yasin, M.Ag
Jakarta, www.istiqlal.or.id - Biasa pada Rabu sore ini, Rabu pertama, kita sudah berada di bulan Jumada Al-Ula. Kajian yang akan kita pelajari yaitu kitab Al-Azkarun Nawawiyah yang berisi tentang doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, yang disusun oleh Al-Imam An-Nawawi.
Bulan lalu kita sudah menerangkan tentang zikir atau amalan-amalan ketika kita berada di dalam masjid. Ya, salah satunya adalah kita niat iktikaf didalam masjid. Jadi, ketika kita berada dalam masjid, minimal kita meniatkan untuk iktikaf di dalam masjid, walaupun sejenak.
Sekarang InsyaAllah kita akan melanjutkan kajian Babu Fadhilatil Adzan (bab tentang keutamaan adzan). Pengarang kitab Al-Adzkar ini menerangkan tentang hadis yang diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sekiranya manusia tahu apa keutamaan yang terdapat dalam panggilan adzan dan shaf pertama, maka mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan undian. Pastilah mereka akan mengundi untuk bisa mendapatkan keutamaan tersebut.”
Jadi, keutamaan panggilan salat dan saf awal di dalam salat jamaah itu terdapat keutamaan dan Fadhilah yang luar biasa. Nabi menggambarkan seandainya seseorang tidak mendapatkan kesempatan itu, ya tapi harus dengan undian, ya dengan mengadu nasib, misalnya. Maka mereka akan melakukan hal itu. Disini diterangkan kenapa dikatakan disamakan dengan undian, ya karena apa? Karena mereka menuliskan nama-nama mereka di sebuah panah, gitu. Jadi, ibaratnya undian itu dikocok. Nah, ketika nama dia keluar, maka dia yang berhak di bagian itu.
Tadi, isyaratkan menunjukkan bahwa betapa pentingnya tujuan atau Fadilah yang akan didapatkan oleh seseorang tadi. Ya, karena hal demikian tidak mungkin didapatkan kecuali dengan perebutan, jadi Nabi menggambarkan bahwa betapa besarnya keutamaan panggilan azan. Ya, jadi ketika muazin, "Allahu akbar, Allahu akbar." Nah, sebelum itu kita sudah mempersiapkan diri kita, niatkan bahwa ketika azan dikumandangkan, maka kita sudah bersiap-siap untuk ibadah salat fardu lima waktu itu, ya, apatah zuhur, asar, magrib, Isya, atau subuh yang lima waktu. Dan di saf awal itulah, ya, diterangkan keutamaannya tadi.
Jadi disini diterangkan bahwa Fadilah atau keutamaan, ketika seseorang mempersiapkan diri untuk mengingat Allah subhanahu wa ta'ala, mengerjakan salat yang lima waktu, lalu dia berada di saf awal, ketika ikut jamaah. Nah, maka itulah Anugerah rahmat Allah yang akan dia dapati, gitu. Apatah lagi dia Istiqamah, misalnya, ya. Ya, itu di antara hadis yang menerangkan keutamaan azannya.
Yang kedua Jadi untuk menambahkan keterangan tadi di samping saf tadi karena hadis tadi keterangan tadi. Seandainya mereka mengetahui apa yang terdapat pada bersegera melaksanakan salat tentulah mereka akan berlomba untuk melakukannya, dan seandainya mereka tahu apa yang ada di antara salat Isya dan Subuh itu tentulah mereka akan mendatanginya walaupun harus dengan perangka. Bahkan ada hadis lain menerangkan ketika seorang jamaah Isya dan Subuh maka seolah-olah dia salat malam sepanjang malam itu. Ada keterangan hadis lain.
Jadi ini memberikan motivasi kepada kita bagaimana ketika kita mendengar azan, terutama salat Isya dan Subuh itu, maka kita bersegera untuk melaksanakan salat berjamaah dengan imam dan kalau bisa di shaf awal. Jadi inilah keutamaan-keutamaan yang digambarkan oleh Rasulullah. Cuma karena pahala itu kan tidak kelihatan, sesuatu yang gaib, orang tidak merasa itu penting. Cuma sebagian orang yang mendapat hidayah dari Allah itu menganggap hal yang luar biasa. Kebanyakan orang tidak tahu. Makanya ketika kita telah mendengarkan keterangan dari Rasulullah ini, maka niatkan kita amalkan dan istiqomahlah dalam hal mengamalkan apa yang diajarkan Rasulullah, maka Insya Allah kita dimatikan dalam Khusnul Khotimah, Insya Allah.
Terutama jamaah Isya dan Subuh. Biasanya kalau Isya, kita kan capek karena pulang kerja atau apa, Subuh kesiangan, apalagi sekarang Subuh waktunya jam 7. Nanti sampai terpagi jam 45 atau 4, itu paling pagi itu, ya berputar lagi. Nah, gitu ya. Jadi kalau orang yang sudah terbiasa jemaah salat Isya dan Subuh maka seolah-olah dia salat malam sepanjang malam itu, Insya Allah itu rahasianya. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang dianugerahkan pemahaman semacam itu, jadi kita jaga. Jadi minimal salat Isya dan Subuh kita berjamaah di masjid terdekat kita.
Dari sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Apabila dikumandangkan azan untuk salat maka setan akan lari terbirit-birit." Jadi menyingkir setan. Jadi ketika Allahu Akbar Allahu Akbar, setan lari. Dan dia mengeluarkan angin dari duburnya yang bersuara, maaf, istilahnya kentut. Jadi ketika azan itu setan lari sambil mengeluarkan angin yang menimbulkan suara, jadi dia tidak mendengar azan.
Sengajalah ibaratnya. Jadi, nauzubillah, ya, kalau ada orang dengar azan lalu kupingnya ditutup, nah, bisa jadi dia temannya setan, nauzubillah. Karena panggilan azan itu kan kita jawab nanti pembahasan berikutnya, disini diterangkan. Jadi, ketika dikumandangkan azan lalu setan lari terbirit-birit dan mengeluarkan suara itu kinayah karena saking tidak sukanya setan dengan adzan maka dia lari terbirit-birit sambil mengeluarkan angin yang bersuara tadi.
Hikmah yang bisa kita ambil, maka kita untuk menyalahi tingkah laku setan itu kita dengarkan bahkan kita jawab, sesuai dengan apa yang dikumandangkan oleh muazin. Allahu Akbar Allahu Akbar, kita ikuti Allahu Akbar, kecuali Hayya Al Shah baru kita La haula wala quwwata illa Billah dan Hayya Alal Falah. Insyaallah itu bulan depan kita akan terangkan. Jadi ini gambaran bahwa betapa utamanya panggilan untuk mengerjakan salat, mengingatkan kita untuk mengerjakan salat tadi.
Hadis yang ketiga adalah dari seorang sahabat Rasulullah beliau berkata aku pernah mendengar Rasulullah pernah bersabda tidaklah mendengar suara kumandang orang yang azan baik bangsa jin atau manusia apapun yang mendengar azan itu melainkan dia akan menjadi saksi di hari kiamat nanti ya. Dan ini saking utamanya azan ya jadi ketika muadzin menggunakan azan terdengar suaranya sepanjang suara yang didengar oleh alam ini ya. Jadi bukan Jin manusia saja tapi apapun makhluk Allah entah pepohonan gunung binatang ya mereka dengar azan. Nah maka mereka menjadi Saksi di Yaumil qiyamah ya ini menggambarkan keutamaan azan ya sebetulnya ya.
Riwayat al bukhari dan hadis-hadis yang menerangkan tentang keutamaan azan itu sangat banyak ya jadi Pengarang kitab Al Nawawi ini menerangkan sebagian saja untuk memberikan motivasi kepada kita betapa pentingnya kita memperhatikan ya kalau bisa kita siap-siap sebelum waktu azan. Kalau sekarang sudah muda teknologi kan misalnya magrib nanti masuk jam berapa nah sekian menit sebelum masuk waktu magrib kita sudah siap-siap ya. Begitupun Isya ya terutama subuh dan Isya itu tadi yang lebih utamanya lebih lebih apa eh lebih besar keutamaan yang diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Ada hadis berikutnya dari sahabat berkata aku pernah mendengar Rasulullah beliau bersabda jadi orang yang mengumandangkan azan atau muadzin ya itu digambarkan orang yang paling panjang lehernya di hari kiamat nanti. Nah ini hadis riwayat Muslim Ya apa maksudnya muslim ya Pengarang kitab ini menerangkan di dalam syarah hadis muslim ya kebetulan beliau adalah pensyarah hadis-hadis imam muslim.
Berbeda pendapat antara ulama Salaf dan khalaf tentang makna seorang muadzin di hari kiamat nanti panjang lehernya apa maksudnya ya pertama ada yang berpendapat bahwa ketika digambarkan panjang lehernya itu adalah manusia yang paling banyak mengharap rahmat Allah subhanahu wa ta'ala ya jadi itu namanya azan pak ya kalau di daerah Bapak ada mushola atau masjid tidak ada muazin azan Pak Ya makanya diharapkan setiap laki-laki muslim itu bisa menggunakan azan ya jangan sampai kita Ngu sebagai Muslim tapi tidak bisa azan misalnya ya karena keutamaannya ini yang luar biasa di sini.
Karena orang yang mengharap-harap sesuatu itu biasanya apa dia mengeluarkan lehernya, saking penasaran gitu ya, untuk melihat sesuatu yang dia dapatkan ini menggambarkan bahwa ketika seseorang yang memanggil orang untuk azan atau salat, maka dia akan banyak mendapatkan pahala dari Allah subhanahu wa ta'ala. Jadi, Dia mengingatkan orang. Ada yang berpendapat maknanya tadi, mereka itu adalah pemimpin dan ketua-ketua.
Jadi, Orang Arab itu mengistilahkan Tuan yang dihormati sebagai panjang lehernya, berarti itu orang yang dihormati. Yang terakhir maknanya adalah orang yang banyak pengikutnya. Jadi, banyak pendapat-pendapat yang menerangkan tentang bahwa muadzin di hari kiamat nanti adalah orang yang panjang lehernya di antaranya adalah orang yang banyak pahalanya karena Dia memanggil orang untuk mengerjakan salat yang lima waktu.
Sedikit lagi, ulama-ulama sahabat dari Imam Nawawi berbeda pendapat tentang azan dan imamah, mana yang lebih utama. Apakah yang mengumandangkan azan atau yang mengimami salat, atau muazin atau imam.
Ada empat pendapat. Pendapat pertama adalah bahwa yang memanggil atau mengumandangkan azan, itulah yang utama. Jadi, muazin itu lebih utama sebetulnya, karena apa? Dia memanggil orang salat. Lalu yang kedua, yang kedua adalah al-imamah, yang mengimami salat. Jadi, pendapat pertama muazin yang lebih utama, sedangkan pendapat kedua adalah imam yang lebih utama. Yang ketiga, keduanya sama. Sama-sama antara muazin dan imam, derajatnya sama, keutamaannya sama. Muazin itu memanggil orang untuk salat, sedangkan imam memimpin orang salat. Sedangkan pendapat keempat adalah apabila seseorang diketahui memang dia menguasai hak-hak imamah, dia berhak untuk menjadi imam. Alhamdulillah kita di Istiqlal ini imamnya hafiz semua, penghafal Quran 30 juz.
Kita kadang kala hafal satu surat saja banyak lupanya. Alhamdulillah imam-imam kita di Istiqlal ini mereka penghafal Quran 30 juz. Coba bayangkan, Bapak Ibu pernah menghafal satu surah saja, kalau tidak diulang seminggu saja sudah banyak lupa.
Jadi itu maksudnya. Jadi, kalau seseorang yang mengimami itu memang diketahui dia mempunyai ilmu yang sesuai dengan pengimaman, maka itulah yang lebih utama, karena dia menghafal Quran 30 juz, lalu menjaga hafalannya, lalu dia mengimami jamaah. Tidak mudah, Bapak hafal Quran surah ketika jadi imam, beda itu. Coba saja, Bapak misalnya hafal Surah Yasin, ketika Bapak jadi imam bisa jadi apa yang Bapak lancar di depan bisa grogi. Jadi itu perlu keahlian sendiri.
Alhamdulillah, ketika seorang imam ini memang dia ahlinya, maka itulah yang utama. Kalau tidak, maka adzanlah yang lebih baik. Jadi, ini rincian-rincian dari pendapat ulama mana yang diutamakan, azan atau mengimami. Tadi kembali kepada prinsip masing-masing. Pada hakikatnya adalah ketika kita niat ibadah mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala, apapun itu, maka itu akan lebih baik kalau kita mengikhlaskan, mengharap ridha Allah subhanahu wa ta'ala itu yang paling utama sebenarnya. Jadi, amalan kita apapun yang kita kerjakan lalu kita niatkan untuk mendekatkan diri kita kepada Allah, kita mengenal Allah, mensyukuri nikmat Allah, lalu kita ibadah hanya karena mengharapkan ridha Allah, nah, itulah yang akan menggiring kita, mengarahkan kita menjadi hamba-hamba Allah yang mati dalam husnul khatimah.
Saya sering mengungkapkan ini karena sangat berat. Ketika kita mengakhiri hidup ini dengan husnul khatimah itu luar biasa beratnya. Saya sering mengatakan tidak mungkin orang akan husnul khatimah kalau tidak istiqamah. Jadi, istiqamah ini adalah kendaraan untuk mencapai husnul khatimah.
Saya tidak bosan-bosan ini karena saya mengharapkan itu juga ya, maka ada tiga doa ketika kita sujud. Ini diajarkan oleh Nabi. Pertama, dia minta: Allahumma as aluka husnal khotimah. Aku minta husnul khatimah, ya Allah. Yang kedua: Allahumma atini taubatan nasuha qoblal maut. Aku minta Engkau memberikan kesempatan untuk bertaubat nasuha sebelum aku mati. Ya, jadi penting taubatan nasuha itu. Lalu yang terakhir: Allahumma thabbit qalbi 'ala dinik. Ya Allah, tetapkan hatiku tetap dalam agamamu sampai akhir hayat kita.
Insyaallah nanti kita akan lebih bahas lagi yang jelas, intinya adalah bagaimana kita menggapai rida Allah dengan melakukan ibadah-ibadah apapun. Maka kita berusaha untuk membersihkan diri hati kita, mengharap ridha Allah subhanahu wa ta'ala.Dengan demikian, Insyaallah kalau kita niatkan mengamalkan apa yang sudah diajarkan oleh Rasulullah, apapun itu. Tadi yang diberikan motivasi apa? Salat jamaah isya dan subuh. Kalau bisa, Bapak Ibu jaga jemaah salat isya dan subuh itu.
Ketika seseorang melaksanakan salat isya dan subuh berjamaah, maka seolah-olah dia melaksanakan salat malam sepanjang malam. Itu fadilahnya. Walaupun nanti, ya tentunya kalau kita bangun malam salat tahajud, lain lagi itu ya. Jadi istilahnya lebih lagi kalau kita amalkan itu.Kalau kita amalkan apapun yang diajarkan oleh Rasulullah, niat itiba' apa yang diajarkan oleh Rasulullah, yakin kita akan mendapat bimbingan dari Allah subhanahu wa taala dan dimatikan dalam khusnul khotimah. Inilah barangkali yang dapat saya sampaikan. Insyaallah nanti bulan berikutnya kita akan sambung dengan bab sifatul azan. Dengan harapan mudah-mudahan apa yang kita niatkan untuk mengamalkan apa yang diajarkan Rasulullah, kita dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
Sekecil apapun itu, kita niatkan untuk mengamalkannya di dalam kehidupan kita sehari-hari. Bulughul Maram Nawawi ini adalah berisi doa-doa yang diajarkan Rasul untuk kita amalkan sepanjang hari kita, sepanjang kegiatan dari bangun tidur, pas kita mau tidur dan segala macam. Itu diajarkan dan dikumpulkan dalam Al-Adzkar Nawawiah ini. Insyaallah sedikit-sedikit kita amalkan itu. Apabila ada yang benar, yakin itu datang dari Allah subhanahu wa ta'ala. Namun kalau ada keterangan yang keliru, itulah kelemahan ilmu saya. (RIZKI/ HUMAS DAN MEDIA MASJID ISTIQLAL)

Indonesia
Arabic

.png)
