Kajian Istiqlal: Memahami Makna Kesulitan Dalam Islam

Kunci utama dalam menghadapi segala ujian hidup adalah sabar.

Share :
Kajian Istiqlal: Memahami Makna Kesulitan Dalam Islam
Artikel

Jakarta, www.istiqlal.or.id – Hidup dan mati adalah dua hal yang tak terpisahkan dalam perjalanan hidup manusia di dunia. Allah Subhanallahu wa Ta’ala dengan jelas menyampaikan dalam surah Al-Mulk ayat 2:

الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

Artinya: “yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Dalam ayat ini menjelaskan Allah menciptakan kehidupan dan kematian sabagai ujian untuk manusia, untuk melihat diantara mereka siapa yang paling baik amalnya. 

Allah tidak menilai seseorang dari seberapa banyak amalan yang diperbuat, tetapi bagaimana kualitas amalannya. Kematian pun disebutkan terlebih dahulu sebagai pengingat bahwa hidup adalah kesempatan sementara untuk mempersiapkan diri menuju akhirat.

Dalam ayat lain Allah Subhanallahu wa Ta’ala juga berfirman dalam surah Al-Anbiya ayat 35:

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

Artimya: ”Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Kepada Kamilah kamu akan dikembalikan.”

Ayat ini menegaskan bahwa setiap manusia pasti akan menghadapi kematian dan selama hidup, kita tidak akan terlepas dari ujian. Tidak hanya kesulitan, ujian juga bisa datang dalam bentuk kesenangan (kebaikan).

Bagi seorang Muslim, ujian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sebuah sarana utnuk membersihkan diri dasri dosa. Rasulullah saw. bersabda:

مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَة

Artinya: “Cobaan itu akan senantiasa bersama orang yang beriman baik laki laki ataupun perempuan baik berkaitan dengan dirinya, anaknya ataupun hartanya sampai dia berjumpa dengan Allah tanpa membawa dosa.” (HR. At-Turmudzi)”

Setiap kesulitan, kesempitan, atau musibah yang menimpa kita akan menjadi penghapus dosa, asalkan kita menghadapinya dengan kesabaran. Oleh karena itu, ketika Allah menguji kita, sesungguhnya Dia sedang mempersiapkan kita untuk bertemu dengan-Nya dalam keadaan yang suci.

Seorang Mukmin akan diuji dalam lima hal yang bersifat internal maupun eksternal, diantaranya:

1. Dalam menjalankan perintah Allah
Kita diuji apakah kita mampu taat menjalankan perintah Allah. Seperti menjalankan salat tepat waktu atau bahkan di awal waktu. Atau, seperti saat kita diberi harta yang berlimpah, apakah kita menunaikan zakat yang berfungsi untuk menyucikan harta kita?

2. Menghidari Larangan Allah
Kita juga diuji dengan larangan-larangan-Nya. Banyak dari kita yang rajin ibadah tetapi kadang justru lalai dalam menghindari larangan Allah. Seperti menyakiti hati orang tua. Sekecil apa pun perbuatan yang membuat mereka sakit hati bisa mendatangkan dosa yang besar.

3. Menjaga Diri dalam Kenikmatan
Nikmat pun adalah ujian. Ketika seseorang diberi rezeki, kekuasaan, atau kenyamanan, apakah dia bersyukur? Banyak orang yang terjebak dalam kenikmatan dunia hingga lupa bersyukur. Adapun orang yang iri ketika sesamanya mendapatkan kenikmatan, maka muncullah hasad (iri dengki), yang dapat menghancurkan persaudaraan dan kedamaian.

4. Tantangan dari Sesama Manusia
Ujian juga datang dari orang-orang sekitar, seperti Hasad dari sesama Muslim, orang-orang yang iri hati ats keberhasilan kita. Kebencian dari orang munafik, mereka tampak bersama kita, tetapi hatinnya membenci. Permusuhan dari orang kafir, mereka yang terang-terangan memusuhi Islam dan kaum Muslimin.

5. Ujian dari Dalam Diri: Hawa Nafsu dan Godaan Setan

Ini merupakan ujian internal yang paling berat. Kita diuji oleh hawa nafsu yang sering kali ingin meronta dan mengalahkan kal sehat. Nafsu sering kali mendorong kita kepada kesombongan, cinta dunia, dan keinginan untuk dipuji. 

Jika kita tidak bisa melawan hawa nafsu kita, maka setan akan dengan mudah masuk dan menyesatkan. Oleh karena itu, kita harus menjaga benteng keimanan agar hawa nafsu dan bisikan setan tidak mudah masuk kedalam diri kita.

Kunci utama dalam menghadapi segala ujian hidup adalah sabar. Dengan melaksanakan perintah Allah seperti salat, puasa, zakat, dan jihad melawan nafsu, serta menahan diri dari larangan dari larangan, seorang mukmin memperkuat diri melawan ujian, agar menjadi lebih siap bukan hanya untuk kehidupan, tetapi juga untuk menghadapi kematian.

Semoga kita termasuk kedalam golongan orang yang kualitas amalnya terus bertambah baik, bukan hanya karena banyaknya amal, tetapi karena keikhlasan, keberanian niat, dan kesesuaian dengan sunna Rasul. Semoga kita diberi kekuatan untuk sabar dalam ujian, istiqamah dalam ibadah, dan menjadi insan yang Allah ridai. (NAYA/Humas dan Media Masjid Istiqlal)

https://www.youtube.com/live/OaJPp7LuowY?si=te1kpMEtJOjQanur 

Tags :

Related Posts: