Renungan Fajar: Semua Kebaikan Bernilai Ibadah
Tanamkan dalam hati bahwa semua kebaikan — sekecil apapun — bila diniatkan karena Allah, akan bernilai ibadah. Jangan meremehkan amal kecil, karena bisa jadi itulah yang menyelamatkan kita kelak.
Oleh: KH. Abu Hurairah Abdul Salam, Lc., MA
Jakarta, www.istiqlal.or.id - Setiap bentuk kebaikan dalam hidup ini adalah sedekah. Bahkan senyuman kepada sesama termasuk dalam amal yang bernilai di sisi Allah. Menyingkirkan duri dari jalan, memberikan jalan kepada orang lain, atau membantu orang tua menyeberang jalan — semua itu akan bernilai ibadah apabila diniatkan semata-mata karena Allah.
Islam Memandang Hidup Sebagai Ladang Amal
Dalam ajaran Islam, tidak ada yang sia-sia. Waktu, tenaga, pikiran, bahkan niat baik yang belum sempat terlaksana, tetap dicatat sebagai pahala. Inilah bukti rahmat dan kemurahan Allah SWT kepada hamba-Nya. Allah tidak hanya menilai hasil, tetapi yang utama adalah niat dan usaha.
Rasulullah SAW bersabda:
> إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya mendapatkan apa yang ia niatkan."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan ketika seseorang membersihkan masjid, menyapu lantai, atau mengangkat sandal saudaranya yang tertinggal, jika dilakukan dengan niat karena Allah, itu semua menjadi ibadah.
Contoh Kebaikan Sehari-hari yang Bernilai Ibadah
1. Menjawab salam
Menyebarkan salam adalah bagian dari keimanan.
2. Menahan amarah
Orang yang kuat bukan yang bisa mengalahkan orang lain, tetapi yang mampu mengendalikan amarahnya.
3. Memberi makan
Memberi makan baik kepada manusia maupun hewan mendatangkan pahala.
4. Mengucapkan kata-kata baik
Rasulullah SAW bersabda:
> مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ikhlas: Kunci Amal yang Bernilai Ganda
Sering kali kita lupa bahwa ibadah bukan hanya shalat dan puasa. Mencari nafkah halal untuk keluarga adalah ibadah. Menyantuni anak yatim, menghibur yang sedang bersedih, mengajarkan ilmu, hingga menanam pohon — semua itu bernilai ibadah bila dilakukan dengan niat yang ikhlas.
Rasulullah SAW bersabda:
> مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ، أَوْ إِنْسَانٌ، أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
"Tidaklah seorang Muslim menanam pohon atau menabur benih, lalu dimakan oleh burung, manusia, atau hewan, melainkan itu menjadi sedekah baginya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Waspadai Amal yang Tertolak
Namun, amal kebaikan bisa tertolak jika disertai riya (pamer), ujub (bangga diri), atau hanya mengharap pujian manusia. Keikhlasan adalah syarat mutlak agar amal diterima.
Allah SWT berfirman:
> إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ ۚ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya kepada manusia dan tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali."
(QS. An-Nisa: 142)
Mari Perbanyak Amal Kebaikan
Hidup ini sangat singkat dan tidak ada jaminan kita akan hidup esok hari. Maka, perbanyaklah amal-amal kecil yang penuh makna, seperti membaca Al-Qur’an setiap hari, meski hanya satu ayat, menjaga lisan dari gibah dan fitnah, tersenyum kepada tetangga, menghormati orang tua dan guru, dan mengajarkan satu huruf kepada anak-anak.
Tanamkan dalam hati bahwa semua kebaikan — sekecil apapun — bila diniatkan karena Allah, akan bernilai ibadah. Jangan meremehkan amal kecil, karena bisa jadi itulah yang menyelamatkan kita kelak.
Rasulullah SAW bersabda:
> اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
"Takutlah kalian kepada neraka, meskipun hanya dengan bersedekah setengah butir kurma."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga kita menjadi hamba yang ringan tangan dalam kebaikan, ringan kaki menuju masjid, ringan lisan dalam berdzikir, dan ringan hati dalam memaafkan.
آمِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ